MATA KULIAH : PENYEHATAN
MAKANAN DAN MINUMAN – B
DOSEN : ZAENAB, SKM., M.KES
“Kasus
KLB Keracunan Makanan”
DISUSUN OLEH :
SARMILAH
PO.71.3.221.13.1.043
IIA
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MAKASSAR
PRODI DIII JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa,
atas petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diamanahkan
kepada kami, sehingga tugas ini dapat terselesaikan secara tuntas.
Harapan saya semoga laporan dengan judul “Kasus KLB
Keracunan Makanan” ini membantu saya dalam penunjang penilaian dalam mata
kuliah PMM-B ini, agar menjadi lebih baik.
Laporan
ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya harapkan kepada
para dosen, dan teman sekalian untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan laporan ini, sehingga saya dapat memperbaiki
bentuk maupun isi laporan ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makassar, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ......................................................................................................................... 2
Daftar isi ................................................................................................................................... 3
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................... 4
A. Latar belakang............................................................................................................... 4
B. Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 6
A. Pengertian Kejadian Luar Biasa ..................................................................................... 6
B. Keracunan Makanan...................................................................................................... 7
C. Gejala Keracunan Makanan........................................................................................... 7
D. Penyebab Keracunan Makanan...................................................................................... 7
E. Penyebab Keracunan Makanan...................................................................................... 8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 9
A. Lokasi Kejadian............................................................................................................. 9
B. Waktu Kejadiah............................................................................................................. 9
C. Metode Pengamatan...................................................................................................... 9
BAB IV
PEMBAHASAN...................................................................................................... 10
A. Pembahasan................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 14
B. Saran............................................................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Intoksikasi
atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang
menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Keracunan makanan bila
seseorang mengalami gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman penyakit. Kuman yang
paling sering mengkontaminasi makanan adalah bakteri. Kuman ini dapat masuk ke
dalam tubuh kita melalui makanan dengan perantaraan orang yang mengolah makanan
atau memang berasal dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang
baik.
Racun
adalah zat / bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung /
inhalasi, suntikan dan absorbsi melalui kulit atau di gunakan terhadap
organisme hidup dengan dosis relatif kecil akan merusak kehidupan / menggangu
dengan serius fungsi satu / lebih organ atau jaringan.
Karena
adanya bahan- bahan yang berbahaya, menteri kesehatan telah menetapkan
peraturan no 435 / MEN. KES / X1 / 1983 tanggal 16 November 1983 tentang bahan
– bahan berbahaya. Karena tingkat bahayanya yang meliputi besar dan luas
jangkauan, kecepatan penjalaran dan sulitnya dalam penanganan dan
pengamanannya, bahan – bahan berbahaya atau yang dapat membahayakan kesehatan
manusia secara langsung atau tidak langsung.
Keracunan
merupakan masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan
efek merugikan pada yang menggunakannya. Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan keracunan antara lain makanan.Makanan merupakan kebutuhan pokok
manusia karena di dalamnya mengandung nutrisi yang di perlukan antara lain
untuk :
a.
Pertumbuhan
Badan
b.
Memelihara
dan memperbaiki jaringan tubuh yang telah tua dan rusak
c.
Di
perlukan untuk proses yang terjadi di dalam tubuh
d.
Di
perlukan untuk berkembang biak
e.
Menghasilkan
energi untuk dapat melakukan aktivitas
Tetapi
makanan juga dapat menyebabkan keracunan di karenakan makanan tersebut
mengandung toksin, makanan dari tumbuhan dan hewan yang mengandung racun ,
makanan yang tercemar bahan kimia berbahaya, selain juga infeksi karena makanan
yang mengandung mikroorganisme pathogen.
B.
Tujuan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui gejala-gejala yang timbul akibat dari keracunan makanan
2. Mahasiswa
dapat menentukan AR keseluruhan dan CFR dari suatu kasus KLB akibat keracunan
makanan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Kejadian Luar Biasa
Kejadian luar biasa merupakan suatu kejadian yang
dianggap memiliki tingkat kesakitan atau kematian yang relatif tinggi pada
suatu wilayah atau daerah tertentu. Yang menjadi perhatian khusus pada KLB
adalah penyakit yang memiliki potensi menular relatif cepat. Selain itu
keracunan juga memiliki potensi masuk dalam kategori kejadian luar biasa.
Keadaan tersebut menjadi rentan akan kejadian luar biasa.
Wabah juga meupakan salah satu bagian dari kejadian luar
biasa karena pada saat tertentu wabah mampu menlurarkan suatu penyakit pada
populasi suatu daerah. Wabah memiliki arti suatu kejadian yang sudah melebihi
batas normal dan dapat menyebabkan suatu penyakit dalam jumlah yang sangat
banyak. Sehingga dari pemaparan yang di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Kejadian Luar Biasa merupakan suatu keadaan yang mengancam pada pupulasi
tertentu yang sudah melebihi batas normal pada suatu daerah.
Kejadian Luar Biasa merupakan suatu penyakit yang
tibulnya pada dua atau lebih dari satu penderita. Hal tersebut tentu saja
menunjukkan gejala yang timbul berupa (onset of illness). Ada berbagai
faktor yang menyebabkan terjadinya kejadian luar biasa. Salah satu faktor
tersebut ialah faktor lingkungan. Pada lingkungan yang kumuh dan kurang
sehat akan lebih cepat mendatangkan penyakit yang nantinya dapat menularkan
anggota keluarga lainnya. Hal tersebut didukung dengan sumber makanan yang
menjadi konsumsi pokok sehari-hari.
Selain faktor lingkungan yang melandasi terjadinya
kejadian luar biasa adalah jenis pekerjaan yang dilakoni. Pada pekerjaan yang
berhubungan langsung dnegan sumber penyakit akan lebih cenderng terjangkit
suatu keadaan yang dapat meyebabkan wabah.
B.
Kasus
Keracunan Makanan
Kasus keracunan makanan adalah
kondisi yang muncuk akibat mengkonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh
organism menular seperti bakteri, virus, dan parasit. Selain itu bisa karena
racun yang mereka keluarkan di makanan. Kontaminasi dapat terjadi saat makanan
sedang diproses atau dimasak dengan tidak benar.
Kontaminasi yang umumnya terjadi pada kasus keracunan
makanan disebabkan oleh :
a. Bakteri,
contohnya Campylobacter, salmonella, Escerichia Coli ( E.coli), listeria, dn
Shigella.
b. Virus,
contohnya norovirus dan rotavirus
c. Parasit,
contohnya cryptosporium, entamoeba hystolitica, dan giardia.
Berikut ini adalah beberapa contoh
makanan yang mudah terkontaminasi jika tidak ditangani, disimpan, atau diolah
dengan baik yaitu :
a. Daging
merah
b. Susu
c. Makanan
siap saji, misalnya potongan daging matang, keju lembek, dan roti isi kemasan
d. Telur
mentah
e. Kerang-kerangan
mentah
C.
Gejala
Keracunan Makanan
Gejala
keracunan makanan bisa dimulai beberapa saat setelah mengonsumsi makanan yang
terkontaminasi. Gejala umum yang terjadi antara lain :
a. Merasa
mual dan muntah-muntah
b. Mengalami
diare
c. Sakit
arat keram perut
D.
Penyebab
Keracunan Makanan
Berikut
ini beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya keracunan makanan yaitu :
a. Tidak
menyimpan makanan dengan suhu yang tepat, misalnya tidak disimpan dikulkas,
terutama produk daging dan produk olahan susu
b. Tidak
memasak makanan secara merata, terutama daging unggas, burger, dan sosis
c. Meninggalkan
makanan matang dengan suhu hangat terlalu lama
d. Mengkonsumsi
makanan yang sudah melewati masa kadaluwarsa
e. Kontaminasi
silang, misalnya memakai pisau pemotong daging mentah untuk mengiris roti,
menyimpan daging mentah diatas makanan siap makan sehingga cairan dari daging
menetes ke makanan di bawahnya
f.
Orang yang sakit atau
dengan tangan yang kotor menyentuh makanan
E.
Pengobatan
Keracunan Makanan
Pada
kebanyakan kasus keracuan makanan tidak membutuhkan pengobatan khusus. Untuk
meredakan gejala yang terjadi, bisa beristirahat secukupnya dan minum banyak
cairan karena jika mengalami dehidrasi, maka gejala yang akan terjadi akan
bertambah parah dan masa pemulihan akan menjadi makin lama.
Orang
yang rentan mengalami dehidrasi sebaiknya diberikan cairan rehidrasi oral atau
dikenal dengan nama Oralit. Oralit berfungsi menggantikan glukosa, garam, dan
mineral penting lain yang hilang akibat muntah dan diare. Untuk sementara waktu
sebaiknya menghindari makanan biasa hingga merasa lebih baik, juga bisa
mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti bubur.
BAB III
METODOLOGI
A.
Lokasi
Kasus keracunan
makanan ini terjadi di RT 013 dan 015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorego, Sragen.
B. Waktu
Kasus KLB ini terjadi pada Senin, 8 Oktober 2012.
C.
Metode
Pengamatan
-
Pengumpulan data
-
Pengolahan data
-
Analisa data
-
Penarikan kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Kasus
SRAGEN – Puluhan warga RT 013 dan 015, Dukuh
Kembangan, Desa Mojorego, Sragen, Senin (8/10/2012), diduga mengalami keracunan
setelah menyantap nasi urap ( gudangan ) untuk acara syukuran dirumah salah
satu seorang warga. Keracunan itu dialami 33 warga, enam warga diantaranya
harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan enam warga warga
lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya melakukan obat
jalan. Rata-rata korban berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak berusia
enam tahun.
Satu demi satu
warga berdatangan ke Puskesmas sejak Selasa (9/10) siang hingga malam. Data
yang diimpun Solopos.com, hingga
Kamis (11/10), sebanyak 12 warga masih mendapat perawatan intensif di kedua
puskesmas. Insiden bermula saat Samin, 60, mengadakan syukuran karena baru saja
membeli sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan ia membuat nasi urap berisi nasi
putih, sayuran, telur rebus, dan botok yang diletakkan ditempat nasi yang
terbuat dari plastik.
Nasi dibagikan
kepada 14 warga disekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil Maulana,
6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat setelah mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit.
Namun saat malam, Fadil mengeluh mual pusing dan demam. Dia juga muntah dan
diare berkepanjangan. Tak hanya Fadil, Samin yang menyelenggarakan acara pun
terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sambirejo karena menyantap nasi urap.
“Kebetulan saya
kerja dan anak saya yang menyantap. Kata dia, hanya memakan telurtelur rebus.
Usai makan tidak apa-apa, tapi malam hari dia mengeluh mual, pusing, dan
muntah-muntah. Saya bawa ke Puskesmas
pagi hari berikut. Dia minta obat jalan tetapi enggak sembuh. Maka saya
berinisiatif membawa ke Puskesmas lagi dan dirawat.” Ujar Tadri saat ditemui
Solopos.com di sela-sela menunggui anaknya, Kamis (11/10)
Kepala Puskesmas
Kedawung I, dr. Wisnu Retnaningsih, menjelaskan mayoritas warga yang datang ke
Puskesmas dalam kondisi lemas akibat dehidrasi. Rata-rata mengalami gejala
mual, pusing, muntah dan buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali dalam
semalam.
B.
Jumlah
korban
Jumlah
orang yang terpapar yaitu 54 orang. Keracunan
itu dialami 33 warga, enam warga
diantaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan enam
warga warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya melakukan obat jalan. Rata-rata korban berusia
lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak berusia enam tahun.
C.
Masa
inkubasi dan gejala yang ditimbulkan
Masa
inkubasi ( mulai memakan sampai timbul gejala ) yaitu 4 jam. Nasi dibagikan kepada 14 warga disekitar rumah, pukul 15.00
WIB. Menurut ayah Fadil Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi
urap, Tadri, 33, sesaat setelah
mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil
mengeluh mual pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan.
NO
|
Gejala
|
Jumlah
penderita
|
presentase
|
1
|
Mual
|
13
|
24,
07%
|
2
|
Pusing
|
6
|
11,11%
|
3
|
Demam
|
6
|
11,11%
|
4
|
Muntah
|
18
|
33,33%
|
5
|
Diare
|
11
|
20,37%
|
Total
|
54
|
100%
|
D.
Jenis-jenis
Makanan yang Dikonsumsi Hubungannya Dengan Angka Kesakitan ( Morbiditas )
Jenis makanan
yang dianggap beracun, yaitu :
1.
Nasi putih
2.
Sayuran
3.
Telur rebus
4.
Botok
Makanan-makanan
ini terkena racun biasanya saat penyimpanan ( sebelum makanan dimasak), saat
proses pembuatan dan penyimpanan setelah makanan siap saji. Biasanya antara
3-24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkena racun, akan membawa dampak
seperti muntah, mual, diare, keram perut disertai demam dan dehidrasi.
NO
|
Jenis Makanan
|
Makan Makanan
Tertentu
|
Tidak Makan Makanan
Tertentu
|
AR
|
||||||
Sakit
|
Tidak sakit
|
Total
|
%
|
sakit
|
Tidak sakit
|
total
|
%
|
|||
1
|
Nasi
putih
|
47
|
7
|
54
|
87,3
|
0
|
25
|
25
|
0
|
87,3
|
2
|
Sayuran
|
39
|
15
|
54
|
72,2
|
3
|
22
|
25
|
12
|
60,2
|
3
|
Telur
Rebus
|
51
|
3
|
54
|
94,4
|
0
|
25
|
25
|
0
|
94,4
|
4
|
Botok
|
29
|
25
|
54
|
53,7
|
0
|
25
|
25
|
9
|
53,7
|
E.
Perhitungan
Attack Rate ( AR )
Perhitungan Attack Rate ( AR ) data kasus KLB
berdasarkan jenis makanan tertentu yang dikonsumsinya. Rumus umum :
%
AR = % sakit ( makan ) - % sakit ( tdk makan )
a. AR
Nasi Putih = 87,3% – 0% = 87,3%
b. AR
Sayuran = 72,2 %– 12% = 60,2%
c. AR
Telur rebus = 94,4%-0% = 94,4%
d. AR
Botok = 53,7% - 0% = 53,7%
F.
Menghitung
Case Fatality Rate ( CFR )
Jumlah orang
yang meninggal dari kasus KLB tersebut tidak ada, jadi angka kematian untuk
kasus keracunan makanan yaitu CFR 0 %
G.
Pembahasan
Setelah kami melakukan perhitungan
tentang AR untuk KLB keracunan makanan, kami dapat menganalisa bahwa attack rate
paling tinggi terdapat pada telur rebus dimana kemungkinan terbesarnya dapat
terkontaminasi dengan bakteri Staphylococus. Ini dilihat dari masa inkubasi gejala yakni 1-6 jam
dimana ini disebabkan oleh bakteri Staphylocoocuc. Telur rebus rentan
terkontaminasi dapat disebabkan banyak faktor mungkin karena pada saat
pengolahan telur disimpan di suhu yang mungkin tidak sesuai dengan suhu untuk
telur, penyimpanan telur yang tidak higiene, bisa terjadi karena higiene
personal penjamah makanan yang tidak sesuai dengan standar.
Selain itu, juga mungkin disebabkan oleh telur
yang tidak matang saat dimakan, serta alat yang digunakan tidak bersih dan juga
mungkin disebabkan oleh penjamah yang hygiene personalnya tidak baik. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dari segi personal
hygiene yang ditingkatkan, penyimpanan makanan yang tertutup agar tidak
terkontaminasi, suhu yang disesuaikan dengan suhu optimum untuk makanan, tempat
penyimpanan yang bersih, serta alat dan peralatan yang digunakan harus bersih.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
a. Gejala
yang timbul akibat peristiwa KLB di Desa
Mojorego, Sragen tersebut yaitu korban rata-rata mengeuh pusing, mual, muntah,
demam, dan diare dengan presentasi gejala yaitu mual 24, 07% (13
orang), pusing 11,11% ( 6 orang), demam 11,11% ( 6 orang), muntah 33,33% (18
orang) dan diare 20,37% ( 11 orang).
b. Perhitungan
Attack Rate (AR) keseluruhan data kasus KLB
di Desa Mojorego
berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsinya yaitu dengan angka Case Fatality Rate (CFR) yaitu
0%.
B.
Saran
Sebaiknya penjamah makanan sebelum
mengolah makanan memperhatikan personal hiegenenya karena jika penjamahnya
sudah membawa penyakit maka kemungkinan besar makanan yang akan diolah akan
terkontaminasi. Selain itu, perhatikan juga kebersihan tempat pengolahan
makanan, bahan makanan yang dianggap food poisoning, alat-alat yang digunakan
untuk mengolah makanan.
DAFTAR
PUSTAKA
Wismabarata, Muhammad. 2012. Syukuran Motor Baru 33 Orang Keracunan. Nasional.kompas.com/read/2012/10/11/17242613/Syukuran.Motor.Baru.33.Orang.Keracunan
( Diakses pada 25 April 2015 )
Purnama, Destur. 2012. Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB). http://www.muslimedica.com/2012/11/pengertian-kejadian-luar-biasa-klb.html?m=1
(diakses pada tanggal 7 Mei 2015)
Anonim. 2012. Keracunan Makanan. www.alodokter.com/keracunan-makanan
( diakses pada tanggal 4 Mei 2015)
LAMPIRAN
Makan Nasi Urap, Puluhan Warga Keracunan
Ilustrasi nasi urap
(Foto: kaskus.us)
Kamis, 11 Oktober
2012 20:16 WIB | Sri Sumi Handayani/JIBI/SOLOPOS |
SRAGEN—Puluhan warga RT 013 dan
015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorejo, Sragen, Senin (8/10/2012), diduga
mengalami keracunan setelah menyantap nasi urap (gudangan) untuk acara
syukuran di rumah salah seorang warga.Keracunan itu dialami 33 warga. Enam warga di antaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan enam warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya melakukan obat jalan.
Rata-rata korban yang dirawat berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak berusia enam tahun. Satu demi satu warga berdatangan ke Puskesmas sejak Selasa (9/10) siang hingga malam. Data yang dihimpun Solopos.com, hingga Kamis (11/10), sebanyak 12 warga masih mendapat perawatan intensif di kedua puskesmas.
Insiden bermula saat Samin, 60, mengadakan syukuran karena baru saja membeli sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan ia membuat nasi urap berisi nasi putih, sayuran, telur rebus dan botok yang diletakkan di tempat nasi yang terbuat dari plastik.
Nasi dibagikan kepada 14 warga di sekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat setelah mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil mengeluh mual, pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan. Tak hanya Fadil, Samin yang menyelenggarakan acara pun terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sambirejo karena menyantap nasi urap.
“Kebetulan saya kerja dan anak saya yang menyantap. Kata dia, hanya makan telur rebus. Usai makan tidak apa-apa, tapi malam hari dia mengeluh mual, pusing dan muntah-muntah. Saya bawa ke Puskesmas pagi hari berikut. Dia diminta obat jalan tetapi enggak sembuh. Maka saya berinisiatif membawa ke Puskesmas lagi dan dirawat,” ujar Tadri saat ditemui Solopos.com di sela-sela menunggui anaknya, Kamis (11/10).
Kepala Puskesmas Kedawung I, dr Wisnu Retnaningsih, menjelaskan mayoritas warga yang datang ke Puskesmas dalam kondisi lemas akibat dehidrasi. Rata-rata mengalami gejala mual, pusing, muntah dan buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali dalam semalam.
mbak, dapat data penderita per gejalanya dari mana?
BalasHapusjuga data yang mengonsumsi makanan tertentu sakit atau tidak sakit, serta yang tidak mengonsumsi makanan tertentu sakit atau tidak sakit?