Minggu, 07 Desember 2014

Usap aLat makan POLTEKKES KESLING MKS



MATA KULIAH      :  PMM-A
DOSEN                      :  Haderiah, SKM., M.Kes


 
LAPORAN USAP ALAT MAKANAN


poltekkes-logo2
 






OLEH :
KELOMPOK 6
TINGKAT IIA
 SARMILAH                                               PO.71.3.221.13.1.043
DUHRIYATI ASNIDAR                             PO.71.3.221.13.1.011
HILDAYANTI UMAR                                PO.71.3.221.13.1.021
M.RIVAI                                                       PO.71.3.221.13.1.028
NURFITRYANA                                         PO.71.3.221.13.1.034

KEMENTERIAN  KESEHATAN  REPUBLIK  INDONESIA               POLITEKNIK  KESEHATAN KEMENKES  MAKASSAR                        JURUSAN  KESEHATAN  LINGKUNGAN                                         PROGRAM  STUDI  DIII                                                   
 2014/2015
A.    DASAR TEORI
Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit, mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan pada makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat,  salah satunya dari peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).

B.     TUJUAN
1.      Agar dapat di ketahui tingkat kebersihan dari alat makan dan alat masak
2.      Agar dapat memantapkan petugas dalam melakukan pengawasan
3.      Untuk memberikan data untuk feed back (umpan balik) kepada pengusaha

C.     ALAT DAN BAHAN
Media transport cairan buffer dalam botol. Media transport berisi cairan  -  botol dalam keadaan steril.
-          Kapas lidi steril (lidi water), yaitu lidi yang pada ujungnya di lipat kapas.
-          Sarung tangan steril / bersih
-          Spidol huruf kecil
-          Folmulir pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium
-          Gunting kecil
-          Kertas cellotape
-          Lampu spritus
-          Termos es
-          Tas pembawa contoh
-          Buku harian pengambilan contoh
-          Sabun desinfektan
-          Alkohol
D.    TEKNIK PENGAMBILAN
Untuk mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa, maka perlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
1.      Persiapkan sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2.      Alat makan/masak yang akan di periksa masing-masing di ambil 4-5 buah tiap jenis yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3.      Persiapkan catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makanan / masak dalam kelompok-kelompok
4.      Persiapkan lidi steril, kemudian buka tutup bbotol dan masukkan lidi kapas steril ke dalamnya
5.      Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang di usapkan sampai satu kelompok selesai di usap.
6.      Permukaan tempat alat/perabot yang di usap yaitu:
Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm
Sendok                  : permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok
Garpu                    : permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk
Piring                     : permukaan dalam tempat makanan diletakkan.
7.      Cara melakukan usapan :
·         Pada cangkir dan gelas dengan usapan mengeliling bidang permukaan
·         Pada sendok dan garpu dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam
·         Pada piring dengan 2 usapan pada permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku antara usapan yang satu dengan garis usapan ke dua
8.      Setiap bidang permukaan yang di usap dilakukan 3 kali berturut-turut, dan satu lidi kapas di gunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa
9.      Pada peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inchi persegi atau 50 cm2 di lakukan 3 kali berturut-turut dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan sebanyak 5 kali 8 inchi persegi
10.  Setiap hasil mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu di masukkan ke dalam botol cairan di putar-putar dan di tekan ke dinding, demikian di lakukan berlulang-ulang sampai semua kelompok diambil usapnya
11.  Pada usapan peralatan makan setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inchi persegi atau 50 cm2 dan di lakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup mencapai luas 40 inchi atau 256 cm2 (1 inchi persegi = 0,4 cm2)
12.  Setiap satu kelompok menggunakan 1 lidi kapas sebab yang di usapkan dengan cara seperti pada butir no. 11 diatas
13.  Setelah semua kelompok alat makanan atau luas permukaan peralatan masak diusap, kapas lidi di masukkan ke dalam botol, lidinya di patahkan atau digunting, dan bibir botol dipanaskan dengan api spiritus baru di tutup dengan kapas.
14.  Tempelkan kertas cellotape yang telah di persediakan, tulis etiket dengan spidol menyatakan nama alat dan tempat yang di ambil sampelnya di beri nomor (kode) sesuai dengan lembar/formulir.
15.  Kirimkan segera kelaboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak di kirim segera, disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.
E.     PEMERIKSAAN ANGKA LEMPENGAN TOTAL
1.      Alat dan bahan
·         Medium Nutien Agar
·         Larutan pengencer / NaCl 0,9 %
·         Petridsh steril 4 buah masing-masing pemeriksaan
·         Pipet steril masing-masing 2 buah
·         Lampu spiritus / bunsen
·         Korek api
·         Tabung reaksi masing- masing 4 buah
·         Rak kayu
2.      Cara kerja :
·         Siapkan larutan pengencer NaCl 0,9 % sebanyak masing-masing 4 tabung dan 4 buah pertidsh yang di beri kode 10-1,10-2, 10-3, dan kontrol.
·         Ambil 1 ml larutan pengencer NaCl steril dengan kode kontrol dan masukkan ke dalam pertidsh yang juga berkode kontrol.
·         Ambil 1 ml sampel dengan pipet steril dan masukkan ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1 pipet lepas dan tidak boleh di tutup
·         Pipet 1 ml dari tabung 10-1 dan masukkan ke dalam pertidsh yang berkode 10-1 dan 1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas sebanyak 25 kali atau berkali-kali
·         Pipet 1 ml dari tabung 10-2 masukkan 1 ml ke dalam petridsh yang sudah di beri kode 10-2 dan masukkan ke tabung 10-3 pipet lepas sebanyak 25 kali atau berkali-kali
·         Pipet 1 ml dari tabung 10-3 masukkan ke dalam petridsh di beri kode 10-3
·         Tuagi petridish yang berisi sampel dengan Nutrien agar 55o C – 56o c sebanyak ± 15 ml
·         Di goyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku
·         Masukkan petridsh di dalam inkuator untuk di eramkan dan petridish di balik dengan suhu 37o C selama 1 x 24 jam

Rumus ALT =
F.      HASIL
Setelahdilakukanpraktikumusapalatmakanan, kami mendapatkanhasil :
TABEL 1. Angka Lempeng Total pada Alat Makan yang Diperiksa
No.
Alat Makan
ALT “Angka Lempeng Total”
(koloni/cm2)
1
Piring
2830
2
Gelas
1450
3
Sendok
895

-          Piring
Pengenceranpertama     :           38 kuman
Pengencerankedua        :           55 kuman

Rumus ALT    =
                                      =          koloni/cm2
-          Gelas
Pengenceranpertama     :           82 kuman
Pengencerankedua        :           23 kuman

Rumus ALT    =
                                      =          1450koloni/cm2
-          Sendok
Pengenceranpertama     :           21 kuman
Pengencerankedua        :           18 kuman

Rumus ALT    =
                                      =          895 koloni/cm2

-          Kontrol                         :           2 koloni/cm2

G.    PEMBAHASAN

Setelah dilakukan praktikum, kami dapat menganalisa bahwa pertumbuhan koloni bakteri pada pengencer yang tinggi diperoleh angka kuman yang tinggi, jadi semakin rendah tingkat pengencerannya maka akan diperoleh nilai angka kuman yang semakin rendah pula.Dan perhitungan pada kontrol yang seharusnya tidak terdapat kuman, karena dalam kontrol hanya terdapat pengencer steril yang tidak ditumbuhi atau ditaburi koloni bakteri, ternyata masih terdapat angka kuman yang banyak. Hal ini terjadi, kemungkinan besar karena adanya kontaminasi pada saat pemeriksaan dan perlakuan.Maka dapat dilihat bahwa sampel alat makan yang  diteliti  dapat  dikatakan tidak  sehat  dan  tidak  layak  untuk  digunakan  oleh masyarakat karena melebihibatas Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat makan tidak boleh mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya hasil pemeriksaan alat makan pada Asrama Putri Jurusan Kesehatan Lingkungan tersebut yaitu :
-          Pencucian peralatan makan, dicuci pada 1 ember air yang dilakukan hingga beberapakali pencucian (pencucian peralatan pada air yang tidak mengalir).
-          Tempat penyimpanan peralatan makan berada didekat tempat penyajian (dekat dengan pintumasuk).
-          Lap yang digunakan yaitu hanya 1 lap untuk melap alat makan yang habis dicuci, tempat penyajian, dan tempat makan, dll.
Adapun faktor lain  yang memungkinkan dapat menyebabkan keberadaan kuman (bakteri) pada alat makan AsramaPutri Jurusan Kesehatan Lingkungan tersebut yaitu dapat pula dipengaruhi dari ketidaktelitian praktikan pada saat melalukan percobaan, termasuk pelaksanaan praktikum yang tidak sesuai prinsip kerja, dalam hal ini adalah kesalahan cara pengambilan sampel serta banyak berbicara pada saat melakukan praktikum.
Akibat kontaminasi bakteri terhadap alat makan akan mempengaruhi kesehatan meskipun pada dasarnya tidak berhubungan langsung dengan makanan. Akan tetapi, persyaratan higiene dan sanitasi makanan salah satunya ditentukan oleh peralatan makanan.

H.    KESIMPULAN
Dari pemeriksaan usap alat makanan di simpul kan bahwa tingkat kebersihan dari alat makan yang diperiksa tidak layak dan tidak sehat digunakan untuk alat makan karena tidak memenuhi syarat Menteri Kesehatan RI No. 1096/MENKES/PER/VI/2011 bahwa alat makan tidak mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Selain itu, kami dapat mengetahui cara pemeriksaan usap alat makanan sehingga dapat mempermantap jika kita nantinya jadi petugas untuk mengawas.

6 komentar:

  1. terima kasih sahabat, jgn lupa kunjungi juga blog ku http://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/

    BalasHapus
  2. terima kasih sahabat, jgn lupa kunjungi juga blog ku http://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/

    BalasHapus
  3. Nyari Produsen Peralatan Makan Industri Horeka Terbaik di Indonesia? Nih gue ada solusinya, yaitu Glorimelamine.com Produsen Peralatan Makan Industri Horeka Terbaik di Indonesia, baca selengkapnya di: http://renseo.blogspot.com/2016/10/GloriMelamine.com-produsen-peralatan-makan.html

    BalasHapus
  4. ada yg tau gak sni tentang usap alat masak

    BalasHapus
    Balasan
    1. usap alat makan dan alat masak sama aja kak.mungkin pebedaannya hanya pada diameternya saja.

      Hapus