MATA KULIAH : PMM-A
DOSEN : Haderiah,
SKM., M.Kes
LAPORAN
USAP ALAT MAKANAN
OLEH
:
KELOMPOK
6
TINGKAT
IIA
SARMILAH
PO.71.3.221.13.1.043
DUHRIYATI
ASNIDAR PO.71.3.221.13.1.011
HILDAYANTI
UMAR PO.71.3.221.13.1.021
M.RIVAI PO.71.3.221.13.1.028
NURFITRYANA
PO.71.3.221.13.1.034
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR JURUSAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI
DIII
2014/2015
A.
DASAR TEORI
Sanitasi
makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan keamanan makanan
agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada manusia. Dengan
demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan, antara lain menjamin keamanan
dan kebersihan makanan, mencegah penularan wabah penyakit, mencegah beredarnya
produk makanan yang merugikan masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau
pembususkan pada makanan.
Upaya
pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani
makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makan dan proses
pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan
makanan, antara lain adalah higiene perorangan yang buruk, cara penanganan
makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih
(Chandra, 2006).
Kontaminasi
makanan dapat terjadi setiap saat, salah satunya dari peralatan makanan
yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di Indonesia peraturan telah
dibuat dalam bentuk Permenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk
persyaratan peralatan makanan tidak boleh bakteri lebih dari 0
koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam pedagang makanan merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan makanan (Food hygiene).
Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus selalu dijaga
kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas, sendok) yang
kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi persyaratan kesehatan,
karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tercemar bakteri
E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut tidak
memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting diketahui
secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan peralatan yang
bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan makan (piring,
gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran atau
kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan, 2009).
B. TUJUAN
1. Agar dapat di ketahui
tingkat kebersihan dari alat makan dan alat masak
2. Agar dapat memantapkan
petugas dalam melakukan pengawasan
3. Untuk memberikan data untuk
feed back (umpan balik) kepada pengusaha
C. ALAT
DAN BAHAN
Media
transport cairan buffer dalam botol. Media transport berisi cairan - botol dalam keadaan steril.
-
Kapas lidi steril (lidi
water), yaitu lidi yang pada ujungnya di lipat kapas.
-
Sarung tangan steril /
bersih
-
Spidol huruf kecil
-
Folmulir pengambilan
untuk pemeriksaan laboratorium
-
Gunting kecil
-
Kertas cellotape
-
Lampu spritus
-
Termos es
-
Tas pembawa contoh
-
Buku harian pengambilan
contoh
-
Sabun desinfektan
-
Alkohol
D. TEKNIK
PENGAMBILAN
Untuk
mendapatkan angka yang dapat mewakili dari seluruh alat yang diperiksa, maka
perlu pemeriksaan dari sejumlah sampel yang dapat mewakili keseluruhan.
1. Persiapkan
sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel
2. Alat
makan/masak yang akan di periksa masing-masing di ambil 4-5 buah tiap jenis
yang diambil secara acak dari tempat penyimpanan
3. Persiapkan
catatan formulir pemeriksaan dengan membagi alat makanan / masak dalam
kelompok-kelompok
4. Persiapkan
lidi steril, kemudian buka tutup bbotol dan masukkan lidi kapas steril ke
dalamnya
5. Lidi
kapas steril dalam botol ditekan ke dinding botol untuk membuang airnya, baru
diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat yang di usapkan sampai satu
kelompok selesai di usap.
6. Permukaan
tempat alat/perabot yang di usap yaitu:
Cangkir dan gelas : permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm
Sendok :
permukaan bagian luar dan dalam seluruh mangkok sendok
Garpu :
permukaan bagian luar dan dalam alat penusuk
Piring :
permukaan dalam tempat makanan diletakkan.
7. Cara
melakukan usapan :
·
Pada cangkir dan gelas
dengan usapan mengeliling bidang permukaan
·
Pada sendok dan garpu
dengan usapan seluruh permukaan luar dan dalam
·
Pada piring dengan 2
usapan pada permukaan tempat makanan dengan menyilang siku-siku antara usapan
yang satu dengan garis usapan ke dua
8. Setiap
bidang permukaan yang di usap dilakukan 3 kali berturut-turut, dan satu lidi
kapas di gunakan untuk satu kelompok alat makan yang diperiksa
9. Pada
peralatan masak, setiap usapan seluas 8 inchi persegi atau 50 cm2 di
lakukan 3 kali berturut-turut dianggap satu kelompok setelah dilakukan luas permukaan
sebanyak 5 kali 8 inchi persegi
10. Setiap
hasil mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu di masukkan ke dalam botol
cairan di putar-putar dan di tekan ke dinding, demikian di lakukan
berlulang-ulang sampai semua kelompok diambil usapnya
11. Pada
usapan peralatan makan setiap usapan alat harus mencapai luas sekitar 8 inchi
persegi atau 50 cm2 dan di lakukan 5 kali (tempat) sehingga cukup
mencapai luas 40 inchi atau 256 cm2 (1 inchi persegi = 0,4 cm2)
12. Setiap
satu kelompok menggunakan 1 lidi kapas sebab yang di usapkan dengan cara
seperti pada butir no. 11 diatas
13. Setelah
semua kelompok alat makanan atau luas permukaan peralatan masak diusap, kapas
lidi di masukkan ke dalam botol, lidinya di patahkan atau digunting, dan bibir
botol dipanaskan dengan api spiritus baru di tutup dengan kapas.
14. Tempelkan
kertas cellotape yang telah di persediakan, tulis etiket dengan spidol
menyatakan nama alat dan tempat yang di ambil sampelnya di beri nomor (kode)
sesuai dengan lembar/formulir.
15. Kirimkan
segera kelaboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. Bila tidak di kirim
segera, disimpan dalam tempat penyimpanan dingin.
E. PEMERIKSAAN
ANGKA LEMPENGAN TOTAL
1. Alat
dan bahan
·
Medium Nutien Agar
·
Larutan pengencer /
NaCl 0,9 %
·
Petridsh steril 4 buah
masing-masing pemeriksaan
·
Pipet steril
masing-masing 2 buah
·
Lampu spiritus / bunsen
·
Korek api
·
Tabung reaksi masing-
masing 4 buah
·
Rak kayu
2. Cara
kerja :
·
Siapkan larutan
pengencer NaCl 0,9 % sebanyak masing-masing 4 tabung dan 4 buah pertidsh yang
di beri kode 10-1,10-2, 10-3, dan kontrol.
·
Ambil 1 ml larutan
pengencer NaCl steril dengan kode kontrol dan masukkan ke dalam pertidsh yang
juga berkode kontrol.
·
Ambil 1 ml sampel
dengan pipet steril dan masukkan ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1
pipet lepas dan tidak boleh di tutup
·
Pipet 1 ml dari tabung
10-1 dan masukkan ke dalam pertidsh yang berkode 10-1 dan
1 ml sisanya ke tabung 10-2 pipet lepas sebanyak 25 kali atau
berkali-kali
·
Pipet 1 ml dari tabung
10-2 masukkan 1 ml ke dalam petridsh yang sudah di beri kode 10-2
dan masukkan ke tabung 10-3 pipet lepas sebanyak 25 kali atau
berkali-kali
·
Pipet 1 ml dari tabung
10-3 masukkan ke dalam petridsh di beri kode 10-3
·
Tuagi petridish yang
berisi sampel dengan Nutrien agar 55o C – 56o c sebanyak ±
15 ml
·
Di goyang-goyang agar
rata dan dibiarkan beku
·
Masukkan petridsh di
dalam inkuator untuk di eramkan dan petridish di balik dengan suhu 37o
C selama 1 x 24 jam
Rumus ALT =
F. HASIL
Setelahdilakukanpraktikumusapalatmakanan,
kami mendapatkanhasil :
TABEL
1. Angka Lempeng Total pada Alat Makan yang Diperiksa
No.
|
Alat
Makan
|
ALT
“Angka Lempeng Total”
(koloni/cm2)
|
1
|
Piring
|
2830
|
2
|
Gelas
|
1450
|
3
|
Sendok
|
895
|
-
Piring
Pengenceranpertama : 38
kuman
Pengencerankedua : 55
kuman
Rumus ALT
=
= koloni/cm2
-
Gelas
Pengenceranpertama : 82
kuman
Pengencerankedua : 23
kuman
Rumus ALT =
= 1450koloni/cm2
-
Sendok
Pengenceranpertama : 21
kuman
Pengencerankedua : 18
kuman
Rumus ALT =
= 895 koloni/cm2
-
Kontrol : 2 koloni/cm2
G.
PEMBAHASAN
Setelah
dilakukan praktikum, kami dapat menganalisa bahwa pertumbuhan koloni bakteri pada pengencer
yang tinggi diperoleh angka kuman yang tinggi, jadi semakin rendah tingkat
pengencerannya maka akan diperoleh nilai angka kuman yang semakin rendah
pula.Dan perhitungan pada kontrol yang seharusnya tidak terdapat kuman, karena
dalam kontrol hanya terdapat pengencer steril yang tidak ditumbuhi atau
ditaburi koloni bakteri, ternyata
masih terdapat angka kuman yang banyak. Hal ini terjadi, kemungkinan besar
karena adanya kontaminasi pada saat pemeriksaan dan perlakuan.Maka dapat dilihat bahwa sampel alat
makan yang diteliti dapat dikatakan tidak sehat
dan tidak layak untuk digunakan oleh masyarakat karena melebihibatas Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat makan tidak
boleh mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan tingginya hasil pemeriksaan alat makan pada Asrama Putri Jurusan Kesehatan Lingkungan tersebut yaitu :
-
Pencucian peralatan makan, dicuci pada 1 ember air yang dilakukan hingga
beberapakali pencucian (pencucian peralatan pada air yang tidak mengalir).
-
Tempat penyimpanan peralatan makan berada didekat tempat penyajian (dekat
dengan pintumasuk).
-
Lap yang digunakan yaitu hanya 1 lap untuk melap alat makan yang habis dicuci,
tempat penyajian, dan tempat makan, dll.
Adapun faktor lain yang
memungkinkan dapat menyebabkan keberadaan kuman (bakteri) pada alat makan AsramaPutri Jurusan Kesehatan Lingkungan tersebut yaitu dapat
pula dipengaruhi dari ketidaktelitian praktikan pada saat melalukan percobaan,
termasuk pelaksanaan praktikum yang tidak sesuai prinsip kerja, dalam hal ini
adalah kesalahan cara pengambilan sampel serta banyak berbicara pada saat
melakukan praktikum.
Akibat kontaminasi bakteri terhadap
alat makan akan mempengaruhi kesehatan meskipun pada dasarnya tidak berhubungan
langsung dengan makanan. Akan tetapi, persyaratan higiene dan sanitasi makanan
salah satunya ditentukan oleh peralatan makanan.
H. KESIMPULAN
Dari pemeriksaan usap alat makanan
di simpul
kan bahwa tingkat kebersihan dari alat makan yang
diperiksa tidak
layak dan tidak
sehat digunakan untuk
alat makan karena
tidak memenuhi syarat
Menteri Kesehatan RI No. 1096/MENKES/PER/VI/2011 bahwa
alat makan tidak
mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Selain itu, kami dapat mengetahui
cara pemeriksaan usap
alat makanan sehingga
dapat mempermantap jika
kita nantinya jadi
petugas untuk mengawas.
terima kasih sahabat, jgn lupa kunjungi juga blog ku http://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/
BalasHapusterima kasih sahabat, jgn lupa kunjungi juga blog ku http://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/
BalasHapusNyari Produsen Peralatan Makan Industri Horeka Terbaik di Indonesia? Nih gue ada solusinya, yaitu Glorimelamine.com Produsen Peralatan Makan Industri Horeka Terbaik di Indonesia, baca selengkapnya di: http://renseo.blogspot.com/2016/10/GloriMelamine.com-produsen-peralatan-makan.html
BalasHapusada yg tau gak sni tentang usap alat masak
BalasHapususap alat makan dan alat masak sama aja kak.mungkin pebedaannya hanya pada diameternya saja.
HapusBuat Anda yang ingin mempunyai bulu mata lentik silahkan ikuti cara melentikan bulu mata
BalasHapus