MataKuliah : PMM-A
Dosen : Hj.
Inayah SKM, M,Si
MAKALAH TENTANG BAHAN
TAMBAHAN MAKANAN
( BORAKS )
DI
SUSUN OLEH :
SARMILAH
PO.71.3.221.13.1.043
IIA
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini untuk memahami yang lebih baik mengenai bahan tambahan makanan seperti
boraks sebagai pengawet pada makanan yang sering digunakan pedagang-pedagang
yang kurang tahu akibat penggunaan boraks terhadap kesehatan .
Dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penulisan makalah ini, dan juga penulis menyadari bahwa
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak penyempurnaan makalah ini, sangat penulis
harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini
memberi manfaat yang besar bagi kita semua yang membutuhkannya.
Makassar, November 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
1
DAFTAR ISI
2
BAB I PENDAHULUAN
3
A.
Latar Belakang
3
B.
Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
4
BAB II PEMBAHASAN
5
A.
Jenis bahan Boraks
5
B.
Sifat bahan Boraks
5
C.
Mekanisme kerja Boraks
6
D.
Tujuan penggunaan Boraks
7
E.
Persyaratan penggunaan Boraks
7
F.
Efek yang ditimbulkan penggunaan Boraks
8
BAB III PENUTUP
10
A.
Kesimpulan
10
B. Saran
10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sekarang
ini, dengan semakin pesatnya industrialisasi dan berkembangnya teknologi kimia
telah melanda dunia dan bagi Indonesia menjadi keharusan untuk ikut
memanfaatkannya. Pada saat ini kita masih tertinggal dalam mengendalikan dampak
yang merugikan, khususnya dampak lingkungan dan lebih khusus bagi keracunan
melalui makanan yang perlu dihindari.
Tidak
diherankan lagi, saat ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai
campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia
dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk
makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan
kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat
berakibat fatal.
Seperti yang
kita ketahui sekarang, kata Borak sudah tidak asing lagi ditelinga. Boraks
adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada
suhu tekanan normal dan bersifat sangat beracun, sehingga peraturan pangan
tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan. Banyak orang yang belum
mengetahui pengertian bahkan bahaya borak pada makanan yang sering kita
konsumsi sehari-hari yang dapat menimbulkan dampak buruk bahkan jika digunakan
dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kematian. Masyarakat sekarang ini hanya
mengetahui bahwa makanan yang dibelinya enak dan harganya murah tanpa
mengetahui kandungan zat-zat berbahaya didalamnya.
Bahan-bahan
pengawet yang digunakan pada makanan umumnya digunakan untuk jenis pangan yang
mempunyai sifat mudah rusak. Bahan tersebut dapat menghambat atau memperlambat
proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
Akan tetapi, tidak jarang produsen menggunakannya pada pangan yang relative
awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.
Penggunaan
pengawet dalam pangan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Suatu bahan
pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan pangan tertentu, tetapi tidak
efektif untuk mengawetkan pangan yang lainnya karena pangan mempunyai sifat
yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya
juga berbeda. Pada saat ini, masih banyak ditemukan penggunaan bahan-bahan
pengawet yang dilarang untuk digunakan dalam pangan dan berbahaya bagi
kesehatan, seperti borak tersebut.
Pemakaian
bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet, bahan
pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat pathogen
yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun
microbial yang non pathogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan,
misalnya pembusukan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah
senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang
dikonsumsi. Apabila pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan
diawasi, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya; baik yang
bersifat langsung, misalnya keracunan; maupun yang bersifat tidak langsung atau
kumulatif, misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat
karsinogenik.
Dalam
kehidupan modern seperti sekarang ini, banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet
secara luas. Kebanyakan bahan pengawet memiliki ciri sebagai senyawa kimia yang
relative sederhana jika dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya yang
diperlukan untuk memberikan tingkat toksisitas yang selektif.
Hal ini
menjadi sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah
satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kita
harus mempelajari cara identifikasi Borak dengan benar sehingga dapat
meminimalisir masalah yang ada. Karena apabila dibuarkan, hal ini terus
berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa jenis bahan boraks ?
2.
Bagaimana sifat boraks ?
3.
Bagaimana mekanisme kerja bahan
boraks ?
4.
Apa tujuan penggunaan bahan tambahan
makanan boraks ?
5.
Apa persyaratan penggunaan boraks ?
6.
Apa saja efek boraks terhadap
kesehatan ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui jenis bahan boraks
2.
Untuk mengetahui sifat boraks
3.
Untuk mengetahui mekanisme kerja
bahan boraks
4.
Untuk mengetahui tujuan penggunaan
bahan tambahan makanan boraks
5.
Untuk mengetahui persyaratan
penggunaan boraks
6.
Untuk mengetahui efek boraks
terhadap kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
BAHAN
JENIS
Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak
digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas,
pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal
kita ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu
karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks
disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.
Asam borat (H3BO3) merupakan asam
organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan
menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam
borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya,
larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal
sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot
hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau
digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuhSifat
Boraks
B.
SIFAT BORAKS
Sifat-sifat
boraks adalah :
·
Bentuk : Serbuk kristal putih
·
Tidak berbau
·
Larut dalam air
·
Tidak larut dalam alkohol
·
pH 9,5
C.
MEKANISME
KERJA BAHAN BORAKS
Mekanisme toksifikasi dari boraks telah
diketahui berbeda dari mekanisme racun formalin pada makanan yang bila
dikonsumsi akan memberikan efek langsung pada pada kesehatan manusia, namun
boraks memiliki sifat perusak kesehatan yang berbeda. Boraks dikonsumsi manusi,
kemudian subtansinya diserap oleh usus, untuk lebih lanju disimpan terus-m menerus
secara kumulatif dalam hati, otak, ginjal, atau bahkan testis, hingga akhirnya
dosistoksin dari boraks semakin tinggi dalam tubuh.
Pada dosis normal dibawah batas ambang
maksimal, efek negatif toksisitas boraks pada manusia dapat ditoleransi seperti
nafsu makan yang menurun, gangguan sistem pencernaan, gangguan pernafasan
gangguan sistem saraf pusat ringan seperti halnya mudah bingung, anemia, serta
kerontokam pada rambut. Namun bila dosis toksin telah mencapai atau bahkan
melebihi ambang batas maksimal akan mengakibatkna dampak yang fatal, mulai dari
muntah-muntah , diare, sesak nafas, kram perut, dan nyeru perut bagian atas (
epigastrik ), mual, lemas, pendarahan gastroensis disertai muntah serta muntah
darah serta sakit kepala yang hebat.
Boraks tidak hanya diserap melalui
pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam
tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta
sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme
tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Tetapi
boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa
diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan
secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg
berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa
menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.
D.
TUJUAN
PENGGUNAAN BAHAN
Boraks pada
dasarnya merupakan bahan untuk pembuat solder, bahan pembersih, pengawet kayu,
pengontrol kecoa, dan bahan pembuatan kaca. Dengan sifat fisik dan sifat kimia
yang dimiliki, boraks digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan
benda-benda tersebut. Boraks sedikit larut dalam air, namun bisa bermanfaat
jika sudah dilarutkan dalam air. Umumnya juga digunakan untuk mematri logam,
proses pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, serta pembasmi kecoa.
Boraks biasanya digunakan sebagai bahan pembersih atau antiseptik yang berupa
hablur (kristal) berwarna kuning atau serbuk berwarna cokelat, yang bisa juga
digunakan membantu melelehkan zat padat. Jika dikonsumsi manusia dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Sebab, boraks dapat merusak jaringan syaraf,
ginjal, dan hati.
Boraks juga
biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan mengurangi
kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan
menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal
dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering
digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat
(H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan
dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air
(3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Boraks
seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti
digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil,
kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebih ironis, penggunaan
boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal
pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan
melalui SK Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.
E.
PERSYARATAN BAHAN
TAMBAHAN BORAKS
Pemerintah
telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan
dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar
86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya
mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan
formalin secara bersama-sama. YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai
jajanan di Jakarta Selatan.
F.
EFEK
TERHADAP KESEHATAN
Dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang, gangguan
pencernaan, kebodohan, kebingungan,
radang kulit, anemia, kejang, dan karsinogenik. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan
pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut
beberapa pengaruh boraks pada kesehatan :
a. Tanda-tanda gejala akut
:
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b.
Tanda-tanda gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSp : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker
Sedangkan formalin
merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi
serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin
memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut :
a.
Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan,
sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker
paru-paru.
b.
Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal dan kulit
terbakar.
c.
Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan
mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
d.
Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih,
diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan
syaraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan
kematian.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kami dapat
mengetahui jenis bahan boraks, sifat
boraks, mekanisme kerja bahan boraks, tujuan
penggunaan bahan tambahan makanan boraks, persyaratan
penggunaan boraks, efek boraks
terhadap kesehatan. Mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap
kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen
secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap
melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara
kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
B. SARAN
Ikuti petunjuk label bila menggunakan asam borat sebagai herbisida atau
insektisida. Jangan menggunakan bentuk boraks dekat makanan atau air dan
menjaganya dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Teliti pembilasan
dari kulit dan laundry adalah penting, dan boraks tidak boleh digunakan di
sekitar mata atau selaput lendir. Wanita hamil harus membatasi eksposur.
kalau anda membaca artikel ini maka apa yang anda tuliskan menjadi kurang benar, karena manusia memerlukan boron 3 mg sehari atau setara dengan 110 mg boraks sehari. Boron digunakan untuk mempertahankan konsistensi tulang agar tidak mengalami osteoporosis. Silahka baca artikel sbb Scientific Opinion on the re-evaluation of boric acid (E 284) and sodium
BalasHapustetraborate (borax) (E 285) as food additives dan Boron in Human Nutrition and its Regulations Use