Selasa, 12 Mei 2015

Makalah BTM Boraks



MataKuliah   :              PMM-A
Dosen              :           Hj. Inayah SKM, M,Si
 MAKALAH TENTANG BAHAN
TAMBAHAN MAKANAN
( BORAKS )




DI SUSUN OLEH :
SARMILAH
PO.71.3.221.13.1.043
IIA
                   
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR   


KATA PENGANTAR
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memahami yang lebih baik mengenai bahan tambahan makanan seperti boraks sebagai pengawet pada makanan yang sering digunakan pedagang-pedagang yang kurang tahu akibat penggunaan boraks terhadap kesehatan .
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan makalah ini, dan juga penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini memberi manfaat yang besar bagi kita semua yang membutuhkannya.

Makassar,     November 2014

PENULIS





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A.    Latar Belakang 3
B.     Rumusan Masalah 4
C.     Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A.    Jenis bahan Boraks 5
B.     Sifat bahan Boraks 5
C.     Mekanisme kerja Boraks 6
D.    Tujuan penggunaan Boraks 7
E.     Persyaratan penggunaan Boraks 7
F.      Efek yang ditimbulkan penggunaan Boraks 8
BAB III PENUTUP 10
A.    Kesimpulan 10
B.     Saran 10



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Sekarang ini, dengan semakin pesatnya industrialisasi dan berkembangnya teknologi kimia telah melanda dunia dan bagi Indonesia menjadi keharusan untuk ikut memanfaatkannya. Pada saat ini kita masih tertinggal dalam mengendalikan dampak yang merugikan, khususnya dampak lingkungan dan lebih khusus bagi keracunan melalui makanan yang perlu dihindari.
Tidak diherankan lagi, saat ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Seperti yang kita ketahui sekarang, kata Borak sudah tidak asing lagi ditelinga. Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu tekanan normal dan bersifat sangat beracun, sehingga peraturan pangan tidak membolehkan boraks untuk digunakan dalam pangan. Banyak orang yang belum mengetahui pengertian bahkan bahaya borak pada makanan yang sering kita konsumsi sehari-hari yang dapat menimbulkan dampak buruk bahkan jika digunakan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kematian. Masyarakat sekarang ini hanya mengetahui bahwa makanan yang dibelinya enak dan harganya murah tanpa mengetahui kandungan zat-zat berbahaya didalamnya.
Bahan-bahan pengawet yang digunakan pada makanan umumnya digunakan untuk jenis pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Bahan tersebut dapat menghambat atau memperlambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian yang disebabkan oleh mikroba. Akan tetapi, tidak jarang produsen menggunakannya pada pangan yang relative awet dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur.
Penggunaan pengawet dalam pangan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya. Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan pangan tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan pangan yang lainnya karena pangan mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat pertumbuhannya juga berbeda. Pada saat ini, masih banyak ditemukan penggunaan bahan-bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan dalam pangan dan berbahaya bagi kesehatan, seperti borak tersebut.
Pemakaian bahan pengawet dari satu sisi menguntungkan karena dengan bahan pengawet, bahan pangan dapat dibebaskan dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat pathogen yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun microbial yang non pathogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan pangan, misalnya pembusukan. Namun dari sisi lain, bahan pengawet pada dasarnya adalah senyawa kimia yang merupakan bahan asing yang masuk bersama bahan pangan yang dikonsumsi. Apabila pemakaian bahan pangan dan dosisnya tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar akan menimbulkan kerugian bagi pemakainya; baik yang bersifat langsung, misalnya keracunan; maupun yang bersifat tidak langsung atau kumulatif, misalnya apabila bahan pengawet yang digunakan bersifat karsinogenik.
Dalam kehidupan modern seperti sekarang ini, banyak dijumpai pemakaian bahan pengawet secara luas. Kebanyakan bahan pengawet memiliki ciri sebagai senyawa kimia yang relative sederhana jika dibandingkan dengan senyawa kimia lainnya yang diperlukan untuk memberikan tingkat toksisitas yang selektif.
Hal ini menjadi sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Oleh karena itu, kita harus mempelajari cara identifikasi Borak dengan benar sehingga dapat meminimalisir masalah yang ada. Karena apabila dibuarkan, hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa jenis bahan boraks ?
2.      Bagaimana sifat boraks ?
3.      Bagaimana mekanisme kerja bahan boraks ?
4.      Apa tujuan penggunaan bahan tambahan makanan boraks ?
5.      Apa persyaratan penggunaan boraks ?
6.      Apa saja efek boraks terhadap kesehatan ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui jenis bahan boraks
2.      Untuk mengetahui sifat boraks
3.      Untuk mengetahui mekanisme kerja bahan boraks
4.      Untuk mengetahui tujuan penggunaan bahan tambahan makanan boraks
5.      Untuk mengetahui persyaratan penggunaan boraks
6.      Untuk mengetahui efek boraks terhadap kesehatan






BAB II
PEMBAHASAN
A.    BAHAN JENIS
Boraks juga merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Ia tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Asal kita ketahui, gelas pyrex yang terkenal kuat bisa memiliki performa seperti itu karena dibuat dengan campuran boraks. Kemungkinan besar daya pengawet boraks disebabkan oleh senyawa aktif asam borat.
Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, ingat, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuhSifat Boraks
B.     SIFAT BORAKS
Sifat-sifat boraks adalah :
· Bentuk : Serbuk kristal putih
· Tidak berbau
· Larut dalam air
· Tidak larut dalam alkohol
· pH 9,5
C.    MEKANISME KERJA BAHAN BORAKS
Mekanisme toksifikasi dari boraks telah diketahui berbeda dari mekanisme racun formalin pada makanan yang bila dikonsumsi akan memberikan efek langsung pada pada kesehatan manusia, namun boraks memiliki sifat perusak kesehatan yang berbeda. Boraks dikonsumsi manusi, kemudian subtansinya diserap oleh usus, untuk lebih lanju disimpan terus-m menerus secara kumulatif dalam hati, otak, ginjal, atau bahkan testis, hingga akhirnya dosistoksin dari boraks semakin tinggi dalam tubuh.
Pada dosis normal dibawah batas ambang maksimal, efek negatif toksisitas boraks pada manusia dapat ditoleransi seperti nafsu makan yang menurun, gangguan sistem pencernaan, gangguan pernafasan gangguan sistem saraf pusat ringan seperti halnya mudah bingung, anemia, serta kerontokam pada rambut. Namun bila dosis toksin telah mencapai atau bahkan melebihi ambang batas maksimal akan mengakibatkna dampak yang fatal, mulai dari muntah-muntah , diare, sesak nafas, kram perut, dan nyeru perut bagian atas ( epigastrik ), mual, lemas, pendarahan gastroensis disertai muntah serta muntah darah serta sakit kepala yang hebat.
Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat. Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga menganggu alat reproduksi pria. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif.
Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara akumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
Daya toksitasnya adalah LD-50 akut 4,5-4,98 gr/kg berat badan (tikus). Dalam dosisi tinggi, boraks di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan pusing-pusing, muntah, mencret, kram perut, dan lain-lain.

D.    TUJUAN PENGGUNAAN BAHAN
Boraks pada dasarnya merupakan bahan untuk pembuat solder, bahan pembersih, pengawet kayu, pengontrol kecoa, dan bahan pembuatan kaca. Dengan sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki, boraks digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan benda-benda tersebut. Boraks sedikit larut dalam air, namun bisa bermanfaat jika sudah dilarutkan dalam air. Umumnya juga digunakan untuk mematri logam, proses pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, serta pembasmi kecoa. Boraks biasanya digunakan sebagai bahan pembersih atau antiseptik yang berupa hablur (kristal) berwarna kuning atau serbuk berwarna cokelat, yang bisa juga digunakan membantu melelehkan zat padat. Jika dikonsumsi manusia dapat menimbulkan berbagai penyakit. Sebab, boraks dapat merusak jaringan syaraf, ginjal, dan hati. 
Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan mengurangi kesadahan air. Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3) merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater.
Boraks seringkali disalah gunakan dalam proses pembuatan bahan makanan, seperti digunakan sebagai bahan tambahan untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil, kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang lebih ironis, penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Padahal pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.

E.     PERSYARATAN  BAHAN  TAMBAHAN BORAKS
Pemerintah telah melarang penggunaan boraks sebagai bahan makanan per Juli 1979, dan dimantapkan melalui SK Menteri Kesehatan RI No 733/Menkes/Per/IX/1988.
YLKI melalui Warta Konsumen (1991) melaporkan, sekitar 86,49 persen sampel mi basah yang diambil di Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya mengandung asam borat (boraks). Lalu 76,9 persen mi basah mengandung boraks dan formalin secara bersama-sama. YLKI juga melaporkan adanya boraks pada berbagai jajanan di Jakarta Selatan.

F.     EFEK TERHADAP KESEHATAN
Dapat mengakibatkan nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, kebodohan, kebingungan, radang kulit, anemia, kejang, dan karsinogenik. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan :
      a.  Tanda-tanda gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b.      Tanda-tanda gejala kronis
-       Nafsu makan menurun
-       Gangguan pencernaan
-       Gangguan SSp : bingung dan bodoh
-       Anemia, rambut rontok dan kanker
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut :
a.       Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b.      Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal dan kulit terbakar.
c.       Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan.
d.      Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan syaraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian. 

      







BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
      Kami dapat mengetahui jenis bahan boraks, sifat boraks, mekanisme kerja bahan boraks, tujuan penggunaan bahan tambahan makanan boraks, persyaratan penggunaan boraks, efek boraks terhadap kesehatan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tak sertamerta berakibat buruk terhadap kesehatan. Tetapi boraks yang sedikit ini akan diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Selain melalui saluran pencernaan, boraks juga bisa diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).
B. SARAN
Ikuti petunjuk label bila menggunakan asam borat sebagai herbisida atau insektisida. Jangan menggunakan bentuk boraks dekat makanan atau air dan menjaganya dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Teliti pembilasan dari kulit dan laundry adalah penting, dan boraks tidak boleh digunakan di sekitar mata atau selaput lendir. Wanita hamil harus membatasi eksposur.


1 komentar:

  1. kalau anda membaca artikel ini maka apa yang anda tuliskan menjadi kurang benar, karena manusia memerlukan boron 3 mg sehari atau setara dengan 110 mg boraks sehari. Boron digunakan untuk mempertahankan konsistensi tulang agar tidak mengalami osteoporosis. Silahka baca artikel sbb Scientific Opinion on the re-evaluation of boric acid (E 284) and sodium
    tetraborate (borax) (E 285) as food additives dan Boron in Human Nutrition and its Regulations Use

    BalasHapus